Cara Mengatasi Malas Belajar
Hampir sebagian orang
jika melakukan kegiatan belajar, pembawaannya berat dan malas sekali. Perasaan
malas mungkin sering kali hinggap ketika hendak melakukan kegiatan belajar.
Bahkan jika disuruh memilih tentunya kita ingin segera menghindari kegiatan
belajar dan lebih tertarik melakukan kegiatan lain yang lebih menyenangkan
seperti bermain, jalan-jalan dan bercanda. Kegiatan belajar mungkin merupakan
aktifitas yang paling tidak diminati.
Apabila
permasalahan malas belajar terus berlanjut, maka akan berakibat fatal bagi
perkembangan diri kita. Kita bisa menjadi tidak cakap dalam berbagai hal,
terutama hasil belajar dan bisa terancam mengalami kegagalan dalam menempuh
studi. Permasalahan malas belajar harus diatasi. Inti mengatasi malas belajar
adalah bagaimana membuat proses belajar dapat mendatangkan cita rasa manfaat
dan kegunaan utama yang dapat langsung merangsang, menantang dan memuaskan
kita.
Ada beberapa
langkah-langkah untuk mengatasi malas belajar, yaitu:
- Berani membangun mimpi:
- Keinginan untuk memiliki nilai plus:
Memiliki
kelebihan atau kepandaian melebihi teman-teman tentu suatu kebanggan. Untuk
itu, kita dituntut untuk belajar lebih giat lagi untuk mengungguli teman-teman.
Kita harus mampu mencari cara belajar yang baik untuk memudahkan penguasaan
pelajaran. Tugas kita adalah mencari jurus pamungkas yang jitu untuk menelan
pelajaran dengan efektif.
- Memiliki rasa percaya diri:
Rasa percaya
diri adalah sumber energi yang besar untuk terus memusatkan perhatian pada
pelajaran. Kita perlu menanamkan keyakinan mampu mempelajari dan mengerjakan
bagaimana sulitnya pelajaran yang dihadapi. Keyakinan dalam hati akan membuat
diri kita bekerja keras untuk mewujudkan keyakinan kita. Rasa optimis dan
berpikir positif wajib ditumbuhkan dalam hati sanubari kita.
- Antusias dan cinta pada pelajaran:
Dalam
belajar dibutuhkan perasaan yang kuat dan teguh untuk mendorong diri sendiri
melakukan kegiatan belajar. Untuk membangkitkan minat dan perhatian pada
pelajaran secara terarah, maka kita bisa mempergunakan perangsang seperti untuk
apa kita belajar ini? Dan bagaimana cara mempelajarinya?. Pertanyaan tersebut
berarti kita berusaha untuk menggiring dan memfokuskan perhatian secara terarah
pada tujuan untuk mempelajari suatu materi pelajaran. Dengan mengembangkan
perhatian secara terpusat, bisa membangkitkan minat belajar dan merasa
tertantang untuk mempelajari pelajaran lebih lanjut. Timbulnya minat dan
berkembangnya keinginan untuk menguasai kecakapan tertentu dari hasil proses
belajar tentu menjadi motif yang cukup kuat bagi kita untuk memotivasi diri
melakukan pembelajaran.
- Menentukan target pencapaian tingkat prestasi jangka pendek maupun panjang:
Untuk
mendorong giat dan focus belajar, sebaiknya kita membuat rencana tahapan
pencapaian tujuan belajar. Misalnya, setiap belajar harus mampu menguasai dan
mempraktikkan pengetahuan yang dipelajari. Dengan menentukan target tujuan
prestasi secara bertahap semakin jelas bagi kita mana yang harus dikerjakan
terlebih dahulu dan belajar terarah. Selain itu, adanya target tujuan prestasi
belajar akan member sugesti, memotivasi, merangsang, dan menantang kita untuk
giat belajar.
- Belajar aktif:
Kita harus
dapat belajar aktif dan terarah untuk menghilangkan kejemuan atau kemalasan
dalam belajar. Kita harus dapat terlibat aktif secara kognitif, afektif dan
psikomotor dalam belajar. Musuh terbesar dalam belajar adalah ketidakmampuan
kita untuk konsentrasi belajar. Untuk mengatasi hal itu, kita mutlak harus bisa
belajar aktif. Belajar aktif maksudnya mengarahkan, menggerakkan, dan
mengendalikan proses penalaran, sikap dan tindakan pada suatu tujuan penelaahan
materi pelajaran secara kritis. Cara belajar aktif antara lain aktif bertanya
secara detail hal-hal yang berkaitan dengan pembahasan materi pelajaran kepada
guru dan orang tua, dan aktif berbuat/ mempraktikkan materi pelajaran yang
dipelajari.
- Mengatur waktu belajar yang efektif:
Apabila
ingin sukses belajar, maka kita harus mampu mengatur belajar yang efektif.
Untuk mengatur waktu belajar yang efektif, maka perlu diperhitungkan, antara
lain disesuaikan dengan keinginan belajar sendiri, jangan berbenturan dengan
keinginan-keinginan lain yang lebih dominan seperti nonton film, dan perhatikan
kondisi fisik dan psikis harus dalam kondisi siap belajar atau keadaan segar
bebas dari rasa lelah, mengantuk, rasa lapar, gangguan penyakit, dan rasa
marah.
- Menyiapkan suasana lingkungan yang kondusif untuk belajar:
Suasana
lingkungan dimana kita belajar sangat berpengaruh terhadap aspek psikis kita
yang hendak melakukan belajar. Suasana lingkungan yang buruk dapat membuat kita
tidak produktif untuk belajar karena kita merasa tidak nyaman dan aman untuk
belajar. Karena itu, kita tidak boleh mengabaikan kondisi lingkungan
dimana kita belajar. Kita harus mendapatkan suasana lingkungan yang kondusif
untuk belajar. Untuk itu, kita perlu benahi, menata dan membina; suasana harus
nyaman dan aman, bebas dari suara berisik, ruangan belajar harus tertata rapi,
menjaga keharmonisan hubungan antaranggota keluarga, dan menciptakan nuansa
kebersamaan dan keceriaan dalam keluarga.
- Mengembangkan kualitas pergaulan:
Kita harus
mampu mengembangkan kualitas pergaulan agar memberi kontribusi perkembangan
diri pribadi pada arah yang positif. Untuk menentukan kualitas pergaulan dan
kegiatan dalam pergaulan, maka kita harus menentukan antara lain; mutu kegiatan
yang bagaimana yang pantas dikembangkan dan bagaimana kita membagi waktu antara
belajar dengan bergaul. Agar kita mampu bergaul dengan baik, maka harus mampu
mengembangkan kelebihan-kelebihan khusus yang member citra pada diri kita.
Kelebihan tersebut bisa bersumber dari bakat, hobi maupun kreatifitas. Dengan
kelebihan tersebut kita akan mendapat tempat khusus dan dijadikan simbol,
panutan dan pemimpin dalam kelompok. Selain itu, juga untuk member pengaruh,
mengarahkan, dan mengendalikan arah pergaulan teman kita
Share This :
0 komentar:
Posting Komentar